
Kenapa Dana Darurat Itu Penting?
Banyak orang menganggap dana darurat hanya sekadar “tabungan tambahan”. Padahal, fungsinya adalah pelindung finansial ketika situasi tak terduga datang—mulai dari kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan mendadak, hingga perbaikan rumah.
Tanpa dana ini, kita sering terpaksa berutang dengan bunga tinggi, yang justru membuat masalah semakin berat.
1. Tentukan Nominal Ideal
Dana darurat yang sehat biasanya setara 3–6 kali pengeluaran bulanan. Misalnya, jika pengeluaran bulanan kamu Rp5 juta, target dana darurat minimal adalah Rp15–30 juta.
Baca juga: Cara Mengelola Keuangan Pribadi agar Gaji Tidak Cuma Numpang Lewat untuk memahami cara kontrol pengeluaran.
2. Simpan di Rekening Terpisah
Kesalahan umum adalah mencampur dana darurat dengan rekening belanja harian. Buatlah rekening khusus, lebih baik di bank berbeda atau gunakan rekening digital dengan bunga kompetitif.
💡 Contoh: Bank digital seperti Jenius atau Seabank punya bunga tabungan menarik dan bebas biaya admin.
3. Pilih Instrumen Aman
Dana darurat sebaiknya ditempatkan pada instrumen yang aman dan likuid, seperti deposito, tabungan berjangka, atau Reksa Dana Pasar Uang.
Lihat panduan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memilih instrumen yang sesuai.
4. Sisihkan Secara Otomatis
Gunakan fitur auto-debit di bank. Dengan begitu, setiap kali gajian, sebagian dana langsung masuk ke rekening darurat tanpa kamu tergoda memakainya.
5. Gunakan Hanya untuk Keadaan Mendesak
Atur aturan tegas: dana darurat hanya digunakan untuk kejadian darurat seperti kehilangan pekerjaan, sakit parah, atau kerusakan rumah yang mendesak. Jangan gunakan untuk liburan atau beli barang mewah.
6. Lakukan Evaluasi Rutin
Setiap 6–12 bulan, cek kembali jumlah dana darurat. Sesuaikan dengan perubahan gaya hidup atau tanggungan, misalnya menikah, punya anak, atau pindah kota.
Kesimpulan
Mengatur dana darurat adalah langkah penting untuk menjaga kestabilan finansial. Dengan target yang jelas, rekening terpisah, instrumen aman, dan kedisiplinan, kamu bisa menghadapi situasi tak terduga dengan tenang. Konsistensi adalah kuncinya.