0
0
Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital telah membawa banyak istilah baru. Salah satunya adalah Internet of Behaviors (IoB). Konsep ini memanfaatkan data digital untuk memahami perilaku manusia. Dengan demikian, perusahaan maupun pemerintah dapat membuat keputusan yang lebih tepat.
Menurut Gartner, IoB akan menjadi tren besar pada 2025. Hal ini karena IoB menggabungkan big data, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT) untuk menghasilkan wawasan baru.
1. Apa Itu Internet of Behaviors?
Secara sederhana, IoB adalah cara menghubungkan data digital dengan tindakan manusia. Oleh karena itu, IoB bisa memberikan gambaran nyata tentang bagaimana orang berperilaku.
Contoh penerapan sehari-hari cukup beragam. Misalnya, aplikasi kesehatan yang memantau pola tidur. Selain itu, e-commerce juga memakai data belanja untuk memberikan rekomendasi produk. Bahkan, aplikasi transportasi online mengatur promo berdasarkan kebiasaan perjalanan pengguna.
2. Penerapan IoB di Indonesia
Indonesia sudah mulai menerapkan IoB di berbagai sektor.
- E-commerce: Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak memakai data untuk personalisasi produk.
- Fintech: Bank digital menawarkan promo sesuai kebiasaan transaksi.
- Kesehatan: Aplikasi Halodoc dan Alodokter memberikan rekomendasi layanan medis berbasis data pasien.
- Transportasi: Gojek dan Grab mengatur harga dinamis berdasarkan pola pengguna.
Dengan kata lain, IoB semakin relevan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
👉 Simak juga: Teknologi Digital Payment yang Mengubah Cara Bertransaksi.
3. Manfaat Internet of Behaviors
IoB menawarkan sejumlah manfaat penting.
- Pengalaman personal: pengguna mendapatkan layanan yang sesuai kebutuhan.
- Efisiensi bisnis: perusahaan mengurangi biaya karena strategi lebih tepat sasaran.
- Keamanan publik: pemerintah bisa memantau keramaian untuk mencegah risiko.
- Inovasi layanan: lahirnya produk baru berbasis data digital.
Menurut Katadata, ekonomi digital Indonesia bisa mencapai Rp2.300 triliun pada 2025. Artinya, IoB punya peran besar dalam mendukung pertumbuhan tersebut.
4. Tantangan IoB
Meskipun menjanjikan, IoB juga menghadapi sejumlah tantangan.
- Privasi data: penyalahgunaan data pribadi masih menjadi kekhawatiran utama.
- Etika digital: ada risiko manipulasi perilaku konsumen.
- Regulasi: perlindungan data di Indonesia masih perlu diperkuat.
- Keamanan: semakin banyak data, semakin besar potensi serangan siber.
Oleh karena itu, literasi digital masyarakat menjadi sangat penting.
👉 Cek juga: Cybersecurity 2025: Ancaman dan Cara Lindungi Bisnis Digital.
5. Masa Depan IoB di Indonesia
Meskipun tantangannya besar, IoB tetap punya masa depan cerah. Terlebih lagi, jumlah pengguna internet di Indonesia terus bertambah.
Ke depan, IoB dapat membantu bisnis untuk lebih efisien. Di sisi lain, pemerintah juga bisa memanfaatkannya untuk kebijakan publik yang lebih tepat sasaran. Pada akhirnya, keseimbangan antara inovasi dan perlindungan privasi akan menjadi kunci.
Menurut Kominfo, literasi digital menjadi fondasi utama agar teknologi semacam IoB bisa berkembang sehat.
Kesimpulan
Internet of Behaviors (IoB) adalah teknologi yang menghubungkan data digital dengan perilaku manusia. Di Indonesia, IoB sudah dipakai di sektor e-commerce, fintech, kesehatan, dan transportasi.
Namun, IoB tidak lepas dari tantangan privasi, etika, dan keamanan. Dengan regulasi yang kuat serta kesadaran masyarakat, IoB bisa membawa manfaat besar bagi dunia bisnis maupun layanan publik.
👉 Untuk insight terbaru tentang teknologi digital, kunjungi hpurchase.com.
